Siapakah wanita tangguh yang dimaksud? Lyudmila Pavlichenko namanya, wanita yang lahir pada 12 Juli 1916 di Bila Tserkva, Ukraina, yang pada saat itu masih bagian dari sebuah negara besar bernama Uni Soviet. Pada saat berusia 14 tahun, Lyudmila Pavlichenko dan keluarganya pindah ke Kiev di mana kemudian dia bergabung dengan Komunitas Relawan untuk yang pada saat itu bekerja sama dengan AD, AU dan AL (DOSAAF).
![]() |
Lyudmila Pavlichenko_klimbim2014.wordpress.com |
Lyudmila Pavlichenko dikenal sebagai seorang siswi yang pandai dan cemerlang di sekolah. Namun disisi lain dia memiliki bakat lain yaitu kemampuan menembak jitu yang amat baik. Sejak di bangku sekolah, Lyudmila Pavlichenko adalah sosok gadis tomboi yang amat kompetitif, dia gemar sekali mengikuti perlombaan dengan anak laki-laki dalam berbagai jenis olahraga. Pada 1937, Lyudmila Pavlichenko menyelesaikan gelar sarjana sejarah, kemudian dia mengejar gelar doktor pada 1941 dimana di tahun tersebut bersamaan dengan Jerman menginvasi Uni Soviet.
Saat Jerman mulai memasuki kota Odessa, Lyudmila Pavlichenko termasuk para relawan pertama yang mendaftar masuk ke batalion infantri. Dia awalnya ditawari untuk menjadi seorang perawat, tetapi karena dia memiliki skill menembak yang bagus dan memiliki medali menembak dalam berbagai lomba yang diikuti beberapa tahun sebelumnya, Lyudmila Pavlichenko akhirnya bergabung dalam kesatuan yang terdiri atas 2.000 sniper perempuan di AD Uni Soviet.
![]() |
Lyudmila Pavlichenko_historycollection.co |
Lyudmila Pavlichenko kemudian mulai bergabung dengan Divisi Senapan Chapayev ke-25 dan langsung dikirim ke garis depan pada awal Agustus 1941 yang bersenjatakan sepucuk senapan semi-otomatis Tokarev SVT-40. Di awal karirnya sebagai seorang relawan perang Lyudmila Pavlichenko langsung menunjukkan prestasinya. Pada akhir Agustus, dia sudah mencatatkan 100 pembunuhan yang terkonfirmasi. Mulai dari itulah Lyudmila Pavlichenko langsung dipromosikan menjadi seorang Sersan Senior dan dia terkonfirmasi telah menewaskan 309 personel militer Jerman selama Perang Dunia II.
Pada pertengahan Oktober 1941 Jerman sudah menguasai Odessa, seluruh unit tempur Lyudmila Pavlichenko dievakuasi dengan menggunakan kapal ke Sevastopol di Semenanjung Crimea. Di sanalah, Lyudmila Pavlichenko memulai petualangan barunya sebagai counter sniper atau berduel dengan para sniper Jerman. Dalam duel duel tersebut Lyudmila Pavlichenko tak jarang harus berdiam diri selama beberapa jam hingga beberapa hari untuk mencari kelengahan lawan. Hebatnya Lyudmila Pavlichenko tidak pernah kalah dalam duel ini. Dia dipastikan sukses menewaskan 36 orang sniper Jerman. Duel terpanjangnya sampai memakan waktu selama tiga hari, tetapi Lyudmila Pavlichenko bisa memenangkan duel maut itu. Hal ini terjadi setelah sang sniper Jerman terlalu banyak membuat gerakan yang akhirnya dapat terbaca oleh Lyudmila.
![]() |
Lyudmila Pavlichenko |
Atas prestasinya itu pada Mei 1942 Lyudmila Pavlichenko dianugrahi kenaikan jabatan menjadi Letnan dan telah menewaskan 257 orang prajurit Jerman. Saat menerima penghargaan dan kenaikan jabatannya Lyudmila hanya berkomentar singkat, Saya akan membunuh lebih banyak lagi. Saat itulah nama Lyudmila Pavlichenko semakin melejit dan membuat Jerman semakin berusaha untuk membunuh atau setidaknya membuat sang sniper perempuan berhenti beraksi. Berbagai macam cara digunakan termasuk dengan menggunakan pelantang suara. Jerman sampai-sampai menawarkan pangkat perwira dan persediaan coklat tak terbatas kepada Lyudmila Pavlichenko. Namun tawaran itu dibalas Lyudmila Pavlichenko dengan membunuh tentara Jerman ke-309. Hal ini membuat Jerman semakin berang dan bertekad akan membunuh lalu memotong tubuh Lyudmila Pavlichenko hingga 309 bagian. Ancaman Jerman itu ternyata malah ditanggapi ringan oleh Lyudmila Pavlichenko, bahkan dia merasa tersanjung karena musuhnya mengetahui prestasinya itu.
Ternyata kesuksesan Lyudmila Pavlichenko terletak pada strateginya yang unik pada saat berduel dengan musuh, dia kerap mengikatkan manekin dengan pakaian mencolok di pepohonan untuk menarik perhatian musuh. Saat tentara musuh melepaskan tembakan, Lyudmila Pavlichenko membalas dari arah yang tak diketahui pasukan musuh. Biasanya dia menembak kaki salah seorang tentara, saat kawan-kawannya datang membantu, barulah Lyudmila Pavlichenko menghabisi mereka semua.
![]() |
Lyudmila Pavlichenko_res.cloudinary.com |
Selalu berada di garis terdepan membuat Lyudmila Pavlichenko beberapa kali terluka. Dia juga kehilangan beberapa anggota keluarga termasuk suaminya. Pada Juni 1942, Lyudmila Pavlichenko mengalami luka hebat akibat tembakan mortir Jerman. Setelah pulih, dia diliburkan dari tugas tempur dan pada Juli di tahun yang sama dan kemudian dia dikirim ke Amerika Serikat dan Kanada dalam misi hubungan bilateral.
![]() |
Lyudmila Pavlichenko_es-la.facebook.com/bearsquadron27 |
Lyudmila Pavlichenko ternyata menjadi warga Uni Soviet pertama yang diterima Presiden AS Franklin D Roosevelt di Gedung Putih, dan pada saat itulah persahabatannya dengan Eleanor dimulai. Berbagai pernyataan Lyudmila Pavlichenko di hadapan jurnalis Amerika sangat mengejutkan termasuk dalam sebuah jumpa pers di Chicago. Saudara-saudara, saya berusia 25 tahun dan sudah membunuh 309 orang tentara fasis. Apakah kalian tak berpikir, sudah terlalu lama bersembunyi di balik punggung saya?" ujarnya. Ternyata terbukti, perjalanan Lyudmila Pavlichenko ke AS dan Kanada sukses besar. Di Kanada, dia disambut oleh ribuan orang dan seorang sesama sniper Uni Soviet di Union Station, Toronto. Pada November 1942 di Inggris, dia mendapatkan sumbangan dari para pekerja pabrik berupa tiga unit mesin X-ray bernilai 4.516 poundsterling untuk AD Uni Soviet.
Mulai saat itu Lyudmila Pavlichenko naik pangkat menjadi Mayor dan menerima penghargaan Bintang Emas, dan dia didaulat menjadi pahlawan Uni Soviet dan sejak saat itu juga Lyudmila Pavlichenko tak pernah lagi dikirim ke medan perang, dan Ia kemudian menjadi pelatih para sniper Uni Soviet hingga Perang Dunia II berakhir. Di akhir perang perang Dunia II, dari 2.000 sniper perempuan Uni Soviet, ternyata hanya 500 orang yang berhasil lolos dari maut dan Lyudmila Pavlichenko merupakan salah satu dari mereka yang selamat. Lyudmila Pavlichenko meninggal dunia pada 10 Oktober 1974 dalam usia 58 tahun dan dimakamkan di Moskwa. Dua tahun kemudian diterbitkan sebuah perangko dengan wajah Lyudmila Pavlichenko untuk mengenang jasa sang sniper perempuan paling mematikan itu.